Dewasa ini globalisasi sangat mempengaruhi jaman. Segala aspek menjadi berubah akibat dari arus globalisasi. Termasuk etika dalam menggunakan busana adat Bali. Sejak dahulu hingga sekarang busana adat Bali selalu berubah sesuai perkembangan jaman. Seharusnya dalam menggunakan busana adat Bali terutama untuk persembahyangan harus sesuai dengan tata cara yang berlaku. Namun dewasa ini para umat Hindu terutama para remaja dalam menggunakan busana adat sudah tidak sesuai dengan aturan. Hal ini bisa terjadi karena pola pikir masyarakat. Mereka tidak mengerti akan makna dari busana adat Bali tersebut. Untuk itu agar tidak terus-menerus keliru, perlu adanya pemberitahuan kepada masyarakat secara umum tentang tatwa dalam berbusana adat Bali.
Dasar konsep dari Busana adat Bali adalah konsep tapak dara
(swastika). Tubuh manusia dibagi menjadi tiga yang disebut dengan Tri Angga,
yang terdiri dari:
1. Dewa Angga : dari
leher ke kepala
2. Manusa angga : dari
atas pusar sampai leher
3. Butha Angga : dari
pusar sampai bawah
Pada saat manusia tidak berbusana
adat, tubuh manusia masih suci, belum dibagi-bagi menurut konsep Tri Angga
berlaku. Konsep ini baru terbentuk ketika manusia sudah berbusana adat.
Sebenarnya tidak ada lontar-lontar yang menunjukkan tentang busana adat Bali.
Secara umum busana adat Bali dibagi tiga yaitu:
1. Busana adat Nista :
digunakan sehari, ngayah, dan tidak digunakan untuk persembahyangan (busana
adat yang belum lengkap)
2. Busana adat Madya :
digunakan untuk persembahyangan (secara filosofis sudah lengkap)
3. Busana adat Agung :
untuk upacara pernikahan/pawiwahan (sedah lengkap secara aksesoris)
1. Pakaian Adat Bali Pria
Yang pertama,
mari kita bahas tentang pakaian adat Bali pria. Secara umum para pria Bali
mengenakan pakaian yang terdiri dari beberapa aksesoris yang di antaranya ikat
kepala (udeng), baju, kamen, kampuh (saput), serta selendang pengikat (umpal).
a) Udeng (Ikat Kepala)
Salah satu
yang khas dari pakaian adat pria Bali adalah adanya perlengkapan udeng. Udeng
adalah sebuah penutup kepala dari kain yang digunakan untuk ibadah dan untuk
aktivitas sehari-hari. Untuk ibadah dan acara keagamaan, udeng yang digunakan
adalah udeng putih, sementara untuk aktivitas sehari-hari udeng yang digunakan
adalah udeng bermotif batik. Bentuk udeng yang unik dengan adanya simpul di
bagian tengah depan menyimbolkan bahwa pemakainya harus dapat berpikir jernih
dan memusatkan pikiran saat beribadah. Pakaian Adat Bali Pria Udeng
b) Baju
Baju atau
atasan yang digunakan dalam perlengkapan pakaian adat Bali adalah sebuah baju
tertutup yang modelnya nyaris mirip baju safari. Kendati begitu, pada
prinsipnya baju yang dipakai tidak memiliki aturan khusus, yang penting rapi,
bersih, dan sopan. Pakaian Adat Bali anak anak
c) Kamen
Pria bali
tidak menggunakan celana sebagai bawahan. Fungsi celana diganti dengan kamen
atau kain sepanjang 2 meter dan lebar 1 meter. Kain ini diikatkan di pinggang
melingkar dari kiri ke kanan. Ikatan tersebut melambangkan darma, sementara
pemakaian yang tepi bawahnya harus sejengkal dari telapak kaki disertai ujung
lancip yang menghadap ke bawah menyentuh tanah melambangkan bentuk penghormatan
pada ibu pertiwi.
d) Saput (Kampuh)
Setelah
kamen dipakai, ada 1 lagi kain penutup bagian bawah yang harus dikenakan. Kain
tersebut bernama saput atau kampuh. Saput diikatkan di pinggang secara
melingkar berlawanan arah jarum jam. Saput merupakain kain berdesain klasik
yang lebih sering dipakai saat ibadah atau acara keagamaan. Tujuan
penggunaannya adalah untuk menutupi lekuk tubuh dan aurat.
e) Umpal (Selendang Pengikat)
Untuk
menguatkan kamen dan saput, digunakan selendang kecil berwarna kuning yang
bernama umpal. Ikatan yang digunakan adalah ikatan dengan simpul hidup yang
diletakan di sebelah kanan. Cara mengikat ini mengandung arti bahwa pria bali
harus dapat mengendalikan semua hal buruk dari segala aktivitasnya.
Pada acara tertentu
seperti pernikahan, pakaian adat Bali untuk pria juga dilengkapi dengan
aksesoris lainnya seperti keris, baju kemeja, jas, serta alas kaki. Pakaian
Adat Pengantin Bali
2. Pakaian adat wanita
Pakaian Adat
Bali Wanita Sama dengan pakaian adat Bali pria, pakaian adat Bali wanita juga
sarat dengan nilai-nilai filosofis keagamaan. Pakaian tersebut terdiri atas
beberapa aksesoris yaitu kebaya, kamen, senteng atau selendang, bulang pasang,
sanggul, dan bunga sebagai penghias rambut.
a) Kebaya
Atasan yang digunakan pada pakaian perempuan
adat Bali adalah kebaya dengan motif sederhana dan warna cerah. Pemilihan kebaya
dinilai dapat menonjolkan sisi kecantikan dan keanggunan wanita Bali. Adapun
dalam keperluan ibadah, kebaya yang digunakan haruslah sopan dari sisi desain,
rapi dan bersih. Baca Juga : Pakaian Adat Padang Sumatera Barat
b) Kamen Untuk bawahan,
pakaian adat Bali wanita juga dilengkapi
dengan kamen. Kamen dipakai untuk menutupi tubuh bagian bawah hingga sebatas 1
telapak tangan dari lutut. Batasan ini diatur agar wanita Bali leluasa dalam
bergerak melangkah dan berjalan, namun tetap terlihat sopan dan anggun.
c) Selendang (Senteng)
Wanita Bali umumnya juga akan mengenakan
selendang atau senteng yang disampirkan di bahu. Pemakaian selendang mempunyai
makna filosofis bahwa wanita Bali haruslah ingat akan ajaran darma dan siap
mendidik putra putrinya kelak agar patuh terhadap orang tua.
d) Bulang Pasang
Untuk menguatkan ikan kamen, digunakan sebuah
selendang kuning bernama bulang pasang yang diikatkan di pinggang. Pemakaian
selendang bulang pasang dalam pakaian adat Bali wanita memiliki makna filosofis
agar wanita Bali dapat menjaga rahimnya dan mengendalikan tingkah lakunya dari
segala keburukan. Pakaian Adat Bali
e) Sanggul
Bagi
wanita Bali, penataan rambut beserta hiasannya memiliki aturan khusus.
Sedikitnya ada 3 jenis gaya tata rambut atau sanggul yang dapat digunakan
mereka, yaitu pusung gonjer, pusung tagel, dan pusung kekupu. Pusung gonjer
dikhususkan untuk wanita yang masih lajang atau belum menikah, pusung tagel
dikhususkan untuk wanita yang sudah menikah, sementara pusung kekupu atau
pusung podgala dikhususkan untuk wanita yang menyandang status janda.
f) Bunga dan Aksesoris
Untuk
mempercantik diri dan sebagai sarana ibadah, wanita adat Bali umumnya juga akan
menelipkan setangkai bunga di telinga atau rambutnya. Bunga yang dipilih adalah
bunga cempaka kuning, cempaka putih, dan atau bunga kamboja.
Pada acara
tertentu seperti pernikahan, pakaian adat Bali untuk pria juga dilengkapi
dengan aksesoris lainnya seperti keris, baju kemeja, jas, serta alas kaki.
Pakaian Adat Pengantin Bali
Berikut akan dijelaskan tentang makna
dari busana adat Bali ke Pura tersebut:
1.
Busana adat ke Pura untuk putra
Dalam menggunakan busana adat Bali
diawali dengan menggunakan kamen. Lipatan kain/kamen (wastra) putra melingkar
dari kiri ke kanan karena laki-laki merupakan pemegang dharma. Tinggi kamen
putra kira-kira sejengkal dari telapak kaki karena putra sebagai penanggung
jawab dharma harus melangkah dengan panjang. Tetapi harus tetap melihat tempat
yang dipijak adalah dharma. Pada putra menggunakan kancut (lelancingan) dengan
ujung yang lancip dan sebaiknya menyentuh tanah (menyapuh jagat), ujungnya yang
kebawah sebagai symbol penghormatan terhadap Ibu Pertiwi. Kancut juga merupakan
symbol kejantanan.
Untuk persembahyangan, kita tidak boleh
menunjukkan kejantanan kita, yang berarti pengendalian, tetapi pada saat ngayah
kejantanan itu boleh kita tunjukkan. Untuk menutup kejantanan itu maka kita
tutup dengan saputan (kampuh). Tinggi saputan kira-kira satu jengkal dari ujung
kamen. Selain untuk menutupi kejantanan, saputan juga berfungsi sebagi
penghadang musuh dari luar. Saput melingkar berlawanan arah jarum jam (prasawya).
Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan selendang kecil (umpal) yang bermakna
kita sudah mengendalikan hal-hal buruk. Pada saat inilah tubuh manusia sudah
terbagi dua yaitu Butha Angga dan Manusa Angga. Penggunaan umpal diikat
menggunakan simpul hidup di sebelah kanan sebagai symbol pengendalian emosi dan
menyama.
Pada saat putra memakai baju, umpal
harus terlihat sedikit agar kita pada saat kondisi apapun siap memegang teguh
dharma. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan baju (kwaca) dengan syarat bersih,
rapi dan sopan. Baju pada busana adat terus berubah-rubah sesuai dengan
perkembangan. Pada saat ke pura kita harus menunjukkan rasa syukur kita, rasa
syukur tersebut diwujudkan dengan memperindah diri. Jadi, pada bagian baju
sebenarnya tidak ada patokan yang pasti. Kemudian dilanjutkan dengan
penggunakan udeng (destar). Udeng secara umum dibagi tiga yaitu udeng jejateran
(udeng untuk persembahyangan), udeng dara kepak (dipakai oleh raja), udeng
beblatukan (dipakai oleh pemangku). Pada udeng jejateran menggunakan simpul
hidup di depan, disela-sela mata. Sebagai lambing cundamani atau mata ketiga.
Juga sebagi lambang pemusatan pikiran. Dengan ujung menghadap keatas sebagai
symbol penghormatan pada Sang Hyang Aji Akasa.
Udeng jejateran memiliki dua bebidakan
yaitu sebelah kanan lebih tinggi, dan sbelah kiri lebih rendah yang berarti
kita harus mengutamakan Dharma. Bebidakan yang dikiri symbol Dewa Brahma, yang
kanan symbol Dewa Siwa, dan simpul hidup melambangkan Dewa Wisnu Pada udeng
jejateran bagian atas kepala atau rambut tidak tertutupi yang berarti kita
masih brahmacari dah masih meminta. Sedangkan pada udeng dara kepak, masih ada
bebidakan tepai ada tambahan penutup kepala yang berarti symbol pemimpin yang
selalu melindungi masyarakatnya dan pemusatan kecerdasan. Sedangkan pada udeng
beblatukan tidak ada bebidakan, hanya ada penutup kepala dan simpulnya di
blakan dengan diikat kebawah sebagai symbol lebih mendahulukan kepentingan umum
daripada kepentingan pribadi.
2.
Busana adat ke Pura untuk putri
Sama seperti busana adat putra,
pertama diawali dengan menggunakan kamen. Lipatan kain/kamen melingkar dari
kanan ke kiri karena sesuai dengan konsep sakti. Putri sebagai sakti bertugas
menjaga agar si laki-laki tidak melenceng dari ajaran dharma. Tinggi kamen
putri kira-kira setelapak tangan karena pekerjaan putri sebagai sakti itu
sangat banyak jadi putri melangkah lebih pendek. Setelah menggunakan kamen
untuk putri memakai bulang yang berfungsi untuk menjaga rahim, dan
mengendalikan emosi. Pada putri menggunakan selendang/senteng dikiat
menggunakan simpul hidup di kiri yang berarti sebagai sakti dan mebraya. Putri
memakai selendang di luar, tidak tertutupi oleh baju, agar selalu siap
membenahi putra pada saat melenceng dari ajaran dharma. Kemudian dilanjutkan
dengan menggunakan baju (kebaya) dengan syarat bersih, rapi, dan sopan.
Penggunaannya sama seperti baju pada putra. Kemudian dilanjutkan dengan
menghias rambut. Pada putri rambut dihias dengan pepusungan. Secara umum ada
tiga pusungan yaitu pusung gonjer untuk putri yang masih lajang/belum menikah
sebagai lambang putri tersebut masih bebas memilih dan dipih pasangannya.
Pusung gonjer dibuat dengan cara rambut di lipat sebagian dan sebagian lagi di
gerai. Pusung gonjer juga sebagai symbol keindahan sebagai mahkota dan sebagai
stana Tri Murti.
Gambar Pusung Gonjer
|
Yang
kedua adalah pusung tagel adalah untuk putri yang sudah menikah.
Gambar Pusung Tagel
|
Dan yang ketiga adalah pusung podgala/pusung
kekupu. Biasanya dipakai pleh peranda istri. Ada tiga bunga yang di pakai yaitu cempaka
putih, cempaka kuning, sandat sebagai lambing dewa Tri Murti.
Dari uraian diatas, saat kita
berhubungan dengan Tuhan yang kita mulai dari bawah. Kita rapikan dan
kendalikan dahulu dari bawah lalu keatas. Nah itulah tahapan-tahapan kita dalam
menggunakan busana adat. Dengan mebaca uraian diatas hendaknya kita bisa mewujudkan
hal itu. Karena jika kita sudah memahami yang benar dan tidak melaksakannya
kita akan berdosa. Dan jika anda tahu salah dan tidak memperbaikinya dosanya
akan bertambah besar. Dengan memahami busana adat ke pura, setidaknya
kita bisa menjadi umat Hindu yang baik. Semoga bermanpaat dan kedepannya kita
semua lebih baik lagi.
Jika ada salah dalam pembuatan
artikel ini saya selaku admin memohon maaf yang sebesar-besarnya. Tujuan dari
penulisan artikel ini adalah untuk mulai memahami tata berbusana adat bali yang
baik. Dan jika ada informasi ada hal yang kurang mohon masukanya. Trimakasi
OM SHANTI SHANTI OM.
http://reretaipan88.blogspot.com/2018/06/hallo-sahabat-taipanqq-semua.html
BalasHapushttp://reretaipan88.blogspot.com/2018/06/asiataipan-taipanqq-taipanbiru-menu.html
Taipanbiru
TAIPANBIRU . COM | QQTAIPAN .NET | ASIATAIPAN . COM |
-KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID terbaik nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
1 user ID sudah bisa bermain 8 Permainan.
• BandarQ
• AduQ
• Capsasusun
• Domino99
• Poker
• BandarPoker
• Sakong
• Bandar66
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
• WA: +62 813 8217 0873
• BB : D60E4A61
Daftar taipanqq
Taipanqq
taipanqq.com
Agen BandarQ
Kartu Online
Taipan1945
Judi Online
AgenSakong